
masih ingat pada Pak Andan? nak kata umur seperti abang2, nak kata pakcik, macam tak tua sangat. mungkin malu bagi akhawat memanggilnya begitu, lalu ini lah panggilan hormat kami kepadanya. seorang sosok yang amalnya bercerita lebih dari kata-katanya sehingga membuat kita segan kepadanya. begitulah seorang Pak Andan bagi telah terlupa.
ah, sayang sekali, koleksi gambar2 R2J dlm cd yang menjadi amanah untuk ana simpan dulu entah kat ceruk mana...sesiapa ada simpan copy lain lagi, sila roger ya. insyaAllah di tampal disini
ini ialah cerita daripada beliau.
Al-Hidayah (Johor)
Cendera mata Sekolah Menengah Hidayah masih tergantung rapi. Kutatap ia penuh lekat. Terbayang wajah Cikgu Iswan yang ternyata keturunan Jawa. Saiful yang merdu suaranya dalam bernasyid. Muhammad yang lucu. Daeng yang keturunan
Tiba-tiba SMS ku nyaring berbunyi :’malam ini rapat di rumah Ust. Mardani’
Terpaksa kuabaikan badanku yang remuk redam. Penatnya Jakarta-Bekasi serasa masih menggelayut.Tapi ini tugas dakwah. Kutatap obat types yang harus kuminum. Ya Allah, kuatkan hamba – Mu yang lemah ini. Aku tak mau zholim. Maka biarlah sakit ini kupasrahkan pada-Mu melalui wasilah obat.
‘Andan dan Casudi berangkat ke
‘Mimpi kali ya Ustadz…uangnya dari mana…?’ pertanyaan yang sebetulnya tak perlu.Tentu dana dakwah yang menanggung. Tapi aku perlu berucap agar yakin memang tidak mimpi.
Sejurus kemudian mimpi itu jadi nyata. Karena aku sudah dijemput oleh Cik Abdurrahman sekeluarga. Dan nama-nama tadi berubah menjadi wujud nyata di depanku saat di Sekolah Al-Hidayah. Kupeluk semua mereka. Tentu yang akhwat tidak. Ayah..Ibu..aku di
Ya Allah. Sungguh besar karunia-Mu. Aku & Casudi sampai ke Gedung Menara kembar-Petronas yang terkenal bersama Mujahid . Areal Putra Jaya yang megah.UIAM di
Pfff..kerja besar menanti. Keliling Jawa. 39 orang. Ditambah lagi dr. Mazlan pembimbingnya. Alamak…gimana ngurusnya ? Prof Shahrin demikian yakin dengan kami. Ust Abdurrahman juga. Cik Zaini, Cik Halim, Cik Yusuf, Cik Suhaimi,Cik Johari dan Cik Muhammad sama saja. Mereka yakin. Jadi kami harus lebih yakin dari mereka.
Hingga tiba saat yang ditunggu-tunggu. Bus ke KL siap membawa kami ke airport. Dan mereka mendaulatku untuk nasyid. Nasyid ? Sudah lebih 10 tahun aku tidak naik panggung. Walah…kayak arstis aja! OK friend, aku hafal nasyid petuah Jawa kuno.
Lir ilir…lir ilir.. tandure
Berdebar hati ini. Kami harus atur mereka semua. Dan memang semua tegang. Rendra & Kelly sibuk atur transportasi. Casudi out bond. Pak Wawan acara. Ust. Mardani keuangan. Pak Amir & Mas Bambang keamanan. Pak Sunu tempat tinggal. Umi Iski urus makan. Nisa, Mbak Budi & pasukannya atur akhwat. Seluruh Islamic Center IQRO’ sibuk. Tamu agung datang. Pulau Jawa bergetar. Setiap
Alhamdulillah rombongan diselamatkan oleh Allah dari banjir bandang di
Dan Jawa akhirnya berhasil dilampaui. Hingga Cik Omar, Cik Zamani, Cik Abu Bakar dan Cik Hisyam perlu datang untuk memastikan. Benar. Mereka sudah lalui Jawa. Kami sudah bersama mereka hampir 1 bulan. Bersama Anas sang pemimpin yang berganti-ganti dengan Siddik & Muaz. Haziq & Amar Shalih yang pintar main bola. Abdul Haq & Hasan sang penghafal qur’an. Huzaifah & Aslam yang murah senyum. Amar Shahrin yang ringan tangan. Luqman,Ihsan & Hilmi yang pendiam. Azlan sutradara. Ibrahim yang kehilangan paspor.Ashim yang dialek Melayunya kental. Ihsan Nainy yang jago pidato. Aziz, Mudatsir,Zaid dan Aiman teman beli batik Pekalongan.
‘Pak Andan, ini untuk Bu Reny’ Kutatap
Kini terbayang sudah akhir perjalanan. Pujangga berkata : ‘Yang kutangisi bukan perpisahan, namun pertemuanlah yang kusesali’. Mari kita siapkan saputangan. Untuk air mata kita. Untuk melambai pada sahabat yang
Airport Cengkareng menjadi saksi bisu ukhuwah ini. Saudaraku, maafkanlah segala khilaf kami. Ingat, ini bukanlah yang terakhir. Namun ini hanyalah awal dari sebuah perjalanan dakwah. Yang harus kita bina bersama. Yang harus kita jaga.
Tiba-tiba mengalir begitu saja dari mulut kami lantunan nasyid indah. Syahdu dan sedih. Namun membakar semangat perjuangan…
S’lamat tinggal sahabatku…. ku
Menegakkan cahaya Islam…. Jauh di negri sebrang..…**
Disini semua kita berkumpul. Bersatu hati kita. Walaupun mereka semua sudah hilang dari pandangan mata. Namun serasa hati kami turut terbang ke
Cerita ini berakhir disini…? Ternyata tidak. Sungguh Maha Besar Allah. Kini aku kembali berada di Johor. Rencana sambung belajar di UTM membentang. Memang betul, Sesungguhnya perjalanan dakwah kami baru saja dimulai. Dan memang perjalanan tak
Andan Nadriasta
* Sunan Kalijaga, Juru dakwah di tanah Jawa
** Izzatul Islam, Nasyid
*** Hasan Al-Bana, Tokoh Dakwah Mesir
**** Ust. Rahmat Abdullah, Pendiri Islamic Center IQRO’ Pondok Gede -
bagi yang masih teringat, tulis lah cerita tentang pak andan pada kaca mata korang! (reply by comment)
ikhwah mungkin ada cerita2 simpanan:)
Ini tulisan2 lama ke? Dalam simpanan?
ReplyDeleteyup. tulisan zaman habis SPM dulu
ReplyDelete